Foto: Arsitek dan Pesawat Boeing 737 Max AS , Motoberita.com :-Insiden pada Boeing 737 Max terjadi kur...
![]() |
Foto: Arsitek dan Pesawat Boeing 737 Max |
AS, Motoberita.com:-Insiden pada Boeing 737 Max terjadi kurang lebih, hampir dari 20 kali, sebelum akhirnya Lion Air JT610 jatuh menghujam laut, serta menelan korban pada Ethopian Airlines.
Karena adanya insiden kejadian tersebut, Pesawat Boeing 737 Max dilarang terbang. Kecelakaan yang menewaskan 346 orang. Diantaranya Lion air 189 orang dan Ethopian airlines pada Maret 2019 berjumlah 157 orang.
Boeing menyangkal pernyataan tersebut, bahwa pesawat pabrikannya bermasalah. Ia mengatakan, pihaknya tetap akan bertekad menjadikan 737 Max sebagai salah satu pesawat yang paling aman diterbangkan.
Penumpang pertama kali menaiki 737 Max pada tahun 2017, dan beberapa maskapai penerbangan sudah melakukan pembelian di depan, sejak pesawat pertama kali dipasarkan pada tahun 2011.
Boeing umumkan, mengenai rangkaian perbaikan terhadap Boeing 737 Max, pesawat paling laku dan menghasilkan miliaran dolar tersebut. Karena keamanan adalah salah satu nilainya menurutnya.
Disisi lain, Adam Dickson yang telah bekerja di Boeing selama 30 tahun dan memimpin teknisi yang memproduksi 737 Max, seperti dilansir BBC mengatakan, bahwa mereka para teknisi, terus ditekan untuk menghemat dan tidak mementingkan fitur baru 737 Max.
"Sudah pasti apa yang saya saksikan, adalah kurangnya sumber daya untuk melakukan pekerjaan secara menyeluruh," kata Dickson.
"Budayanya sangat terpaku pada biaya, dan sangat ditekan. Para teknisi diberikan target untuk menghemat sejumlah dana saat membuat pesawat, mengelompokkan pada perubahan kecil saja, bukannya besar." Ungkapnya.
"Tujuannya adalah, menunjukkan bahwa telah dilakukan berbagai perubahan, tapi hal tersebut begitu mirip dengan desain sebelumnya, sehingga tidak diperlukan adanya klasifikasi desain besar dalam proses sertifikasi."
"Muncul banyak perhatian dan tekanan terkait sertifikasi dan terutama pada teknisi analisis, untuk memandang perubahan apapun pada Max sebagai perubahan kecil," kata Dickson.
Dia menuturkan, sikap yang tidak menganggap penting perubahan, dengan mengurangi pemeriksaan sehingga dapat mempengaruhi keamanan. Ia bahkan mengatakan keluarganya sendiri mengkhawatirkan keamanan pesawat.
"Keluarga saya tidak akan naik 737 Max. Satu hal yang menakutkan menyaksikan kecelakaan sebesar itu, karena sistem yang tidak bekerja dengan baik atau tepat."
Boeing mengatakan pernyataan mantan insinyur nya tersebut, tidaklah tepat.
"Kami tidak menghemat atau memasarkan 737 Max sebelum pesawat tersebut siap," kata perusahaan itu.
"Kami selalu berpegang pada nilai-nilai keamanan, kualitas dan integritas serta nilai-nilai yang saling mendukung dan secara bersama-sama memperkuat produktifitas dan kinerja perusahaan," imbuhnya. (IWN)